Senin, 14 November 2011

Surat Yohanes, Jawaban Atas Ajaran Sesat.


Surat Yohanes ditulis untuk menjawab ajaran sesat yang menyerang jemaat. Jelaskan ajaran sesat yang dihadapi Yohanes dan bagaimana jawaban Yohanes terhadap ajaran sesat itu.

Persoalan yang paling menonjol yang melatar belakangi penulisan surat Yohanes ialah adanya ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya didalam diri orang percaya.

Beberapa orang, yang dahulu merupakan bagian dari siding jemaat, kini telah meninggalkan persekutuan jemaat (2:19), tetapi hasil dari ajaran palsu mereka yaitu memutarbalikkan Injil mengenai bagaimana mereka bisa mengetahui bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal. Dari segi doktrin. Ajaran sesat menyangkal bahwa Yesus itulah Kristus. (2:22 bd 5:1) atau bahwa Kristus menjelma menjadi manusia (4:2-3); dari segi etika, mereka mengajarkan bahwa mentaati perintah Kristus (2:3-4; 5:3) dan hidup kudus dan terpisah dari dosa (3:7-12) dan dari dunia (2:15-17) tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan (1:6; 5:4-5).

Seperti jemaat Kristen lainnya, mereka diwabahi oleh guru-guru palsu yang menggiring banyak orang ke jalan sesat. Akibatnya, iman Kristen sejati diguncangkan.
Rupanya para guru palsu, dan juga seperti yang dilakukan banyak guru lainnya, menolak ajaran para rasul yang menandaskan bahwa Yesus adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia.

Jawaban Yohanes terhadap ajaran sesat :

Dengan menulis surat Yohanes, penulis mempunyai tujuan dalam hal memberikan jawaban terhadap ajaran sesat yang menyerang jemaat, tujuan penulis mencakup dua hal :
  • Untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru-guru palsu.
  • Untuk menasehati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1:4) dan kepastian (5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putra Allah (4:15; 5:3-5, 12), dan dengan kehadiran Roh Kudus (2:20; 4:4, 13).
Yohanes mengatakan bahwa pada saat kita mulai merendahkan Yesus dengan cara apa pun juga, kita akan kehilangan kabar gembira itu sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.