·
Dunia
Yahudi :
Paulus
dilahirkan di Tarsus daerah Silisia, sebuah pusat kebudayaan dan ilmu
pengetahuan Yunani, Kis 9:11; 21:39; 22:3, Ia berasal dari sebuah keluarga
Yahudi (Filipi 3:5) yang berbahasa Aram (Kisah Para Rasul 13:9) dan kaya (Kisah
Para Rasul 22:28). Hari ke-8 setelah lahir ia di-sunat (Filipi 3:5) dan diberi
nama Saul (nama Romawi: Paulus: Kisah Para
Rasul 13:9). Sejak kecil ia belajar bahasa Yunani, bahasa pergaulan di Tarsus.
Paulus adalah
seorang yang taat kepada agama Yahudi dan dia merasa bahwa apa yang dia lakukan
itu benar. Paulus menjadi pemimpin di antara orang Yahudi. Para
pemimpin yang lebih tua mundur dan membiarkan kesempatan kepada Paulus menjadi
pimpinan pasukan untuk menghancurkan kekristenan. Paulus sendiri menggambarkan
tindakannya yang melawan kekristenan ini dengan berkata: "Hal itu
kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus
ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi
aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering
menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang
meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-
kota
asing." (Kisah Para Rasul 26:10,11)
·
Dunia
Yunani :
Dari hasil
pelayanan Paulus keberbagai tempat terlihat bahwa Tuhan juga berkenan memanggil
orang-orang bukan Yahudi (bangsa kafir, bangsa Yunani) untuk masuk dalam
persekutuan dengan Kristus. Dan penerimaan itu adalah tanpa syarat, artinya
tanpa harus membuat mereka menjadi orang Yahudi dan mengikuti tradisi Yahudi
(mis. sunat).
Paulus dengan
berani memberikan dasar Firman Tuhan agar orang-orang Kristen non-Yahudi (Yunani)
memahami pengajaran Alkitabiah dengan benar, bahwa keselamatan adalah
semata-mata karena anugerah melalui iman bukan perbuatan.
·
Dunia
Kristen :
Paulus
menerima Injilnya dari Kristus sendiri, katanya, yakni dalam pewahyuan pada
perjalanan ke Damsyik (lihat juga 1 Korintus 15:8). Dari pewartaan para murid
ia sudah tahu bahwa Yesus diimani sebagai Kristus. Justru itulah sebabnya bahwa
ia menganiaya orang Kristen, yang dari sudut Yahudi mesti dilihat sebagai orang
murtad. Tetapi pada perjalanan ke Damsyik ia mulai sadar bahwa orang Kristen
benar, Yesus sungguh Almasih, Putra Allah. Bagi Paulus ini suatu pengalaman
batin. Tetapi pengalaman iman ini, yang bersumber pada wahyu Allah sendiri,
membuat Paulus menegaskan bahwa ia tidak menerima Injilnya dari manusia.
Berulang kali ia mengatakan hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.