Jelaskan
beberapa posisi tentang metode penafsiran kitab Wahyu dan bagaimana metode
penafsiran yang benar?
Dalam
gereja Kristen timbul empat cara pandangan utama terhadap kitab wahyu :
- Pandangan Kaum Preteris
Pandangan ini
mengangggap kitab wahyu melukiskan peristiwa-peristiwa masa lampau. Preteris
memandang semua penglihatan timbul dari keadaan-keadaan dalam kekaisaran Romawi
pada abad 1 M. Sang pelihat dibuat ngeri oleh kemungkinan-kemungkina terjadinya
kejahatan yang melekat pada kekaisaran Romawi, dan ia memakai bahasa simbolis
untuk memprotesnya, juga untuk menyatakan keyakinannya bahwa Allah akan campur
tangan untuk memberlakukan apa yang sesuai dengan kehendakNya. Umumnya ahli beraliran
liberal meyakini pandangan ini.
Dan itulah
yang membuat mereka memahami kitab itu tanpa menemukan dalamnya tempat bagi
nubuat mengenai masa depan. Sementara itu mereka melihat dalam Wahyu betapa
tegas penekanan akan betapa pentingnya pemerintahan moral Allah atas dunia.
Pandangan demikian menancapkan pengaruh Kitab itu dalam berbagai keadaan pada
masa penulis sendiri, yang tentu adalah benar. Tetapi pandangan Preteris
mengabaikan bahwa Kitab itu menyebut dirinya “nubuat” (Wahyu 1:3), dan bahwa
beberapa ramalannya menunjuk pada hal yang masih akan datang (missal: pasal
21-22).
- Pandangan Kaum Historis
Pandangan ini
menganggap Wahyu sebagai sentuhan satu kali kuas raksasa melukiskan lengkap
panorama sejarah dunia dari abad 1 sampai datangnya Kristus yang kedua kali.
Zaman penulis sendiri disebut, juga zaman akhir, tetapi tidak ada peyunjuk
bahwa jalannya sejarah terputus di suatu tempat. Karena itu para penganut
pandangan ini menalar bahwa Wahyu menyajikan cerita yang kontinu tentang
segenap periode sejarah.
Pandangan ini
dianut oleh kebanyakan reformator. Tapi nampaknya kesulitan tetap tidak
teratasi. Dan penting disadari bahwa kendati semua sejarah gambling dipaparkan
disini, namun para sejarawan belum sepakat antara mereka sendiri mengenai
peristiwa-peristiwa bersejarah yang mana yang dilambangkan dalam bermacam-macam
penglihatan itu. Dalam kurun waktu 1.900 tahun, orang mengharapkan paling tidak
pokok-pokok utama akan sudah nampak jelas! Juga sulit dipahami mengapa garis
besar sejarah dalam Wahyu dibatasi pada sejarah Eropa Barat, mengingat terutama
pada masa-masa permulaan Gereja kekristenan berkembang luas dinegeri-negeri
Timur.
- Pandangan Kaum Futuris
Pandangan ini
mempertahankan bahwa sesudah pasal 3, Wahyu membicarakan peristiwa-peristiwa
zaman akhir. Kitab itu tidak mengenai zaman nabi iotu sendiri, juga tidak
mengenai peristiwa-peristiwa sejarah yang kemudian, melainkan
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi berkaitan dengan kedatangan Tuhan Yesus
yang kedua kali. Pandangan ini sungguh-sungguh menerima unsure nubuat dalam
Wahyu (1:19; 4:1). Pandangan ini didukung oleh fakta bahwa: tak dapat disangkal
Wahyu menuju ke pembangunan terakhir pemerintahan Allah, justru sebagian Kitab
itu pasti menunjuk pada zaman akhir.
Keberatan
utama atas pandangan ini ialah: pandangan ini cenderung memindahkan totalitas
Kitab itu dari tempatnya dalam sejarah. Tidak mungkin memahami arti Kitab itu
bagi para pembacanya yang pertama seandainya Kitab itu harus dimengerti dengan
cara demikian.
- Pandangan Kaum Idealis atau Puitis
Pandangan ini
menandaskan bahw atujuan utama Wahyu ialah menopang orang-orang Kristen yang
teraniaya dan menderita untuk bertahan sampai akhir hidup mereka. Mencapai
tujuan itu penulis menggunakan bahsa lambing dan maksudnya tidak dapat
diartikan lain kecuali melambangkan serangkaian lukisan imajinatif tentang
kemenangan Allah.
Pandangan-pandangan
senacan ini dapat dihungkan dengan pandangan-pandangan lain, missal dengan
gagasan-gagasan preteris. Kesulitannya ialah, pelihat menegaskan bahwa ia
bernubuat tentang zaman akhir.
Bagaimana metode penafsiran yang benar ?
Tak satupun
pandangan diatas yang memuaskan. Barangkali metode yang yang tepat iaalah harus
menggabungkan nalar-nalar yang benar dari semua pandangan tersebut.
Nalar preteris
yang menonjol ialah makna dan peranan Wahyu bagi orang-orang pada zamannya
kitab itu ditulis, dan apapun pendapat kita tentang Kitab itu, pengertian ini
harus dipertahankan. Nalar kaum histories yang melihat Wahyu menjelaskan gereja
dalam seluruh sejarahnya juga tidak dapat dilepaskan, hal yang sama dengan kaum
futuris yang serius menerima kesungguhan berita tentang zaman akhir. Wahyu
memang menekankan kemenangan terakhir dari Allah, juga peristiwa-peristiwa yang
menggugah semangat untuk hidup bagi Allah dengan masa-masa perlawanan
berkecamuk sengit. Lagi pula orang Kristen selalu menyambut kepastian bahwa
kemenangan Allah sudah pasti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.