Apakah
doktrin pembenaran Yakobus bertentangan dengan ajaran Paulus
Beberapa orang
berpikir tentang adanya satu kontradiksi antara penulis Surat Yakobus dengan
Rasul Paulus, penulis Surat Roma, yakni berkenaan dengan doktrin pembenaran
oleh iman (justification by faith). Para ahli modern kemudian berusaha menjelaskan bahwa
Surat Yakobus dan Surat Roma tidak berkontradiksi. Argumennya adalah sebagai
berikut :
- Yakobus dan Paulus mencari jawaban dari dua pertanyaan yang berbeda. Paulus sedang mencari jawaban dari pertanyaan tentang bagaimana kita memperoleh keselamatan, dan jawabannya adalah jelas bahwa keselamatan tidak diperoleh karena usaha kita sendiri, melainkan melalui iman di dalam Kristus. Sedangkan Yakobus sedang mencari jawaban dari pertanyaan tentang apa buktinya bahwa kita telah sungguh-sungguh diselamatkan, dan jawabannya sungguh jelas, yaitu dengan menghasilkan buah dalam kehidupan Kristen kita.
- Iman yang Yakobus cela adalah persetujuan intelektual yang tidak memiliki efek kepada perilaku kita. Iman yang diajarkan oleh Yakobus tidak menunjuk kepada satu pernyataan doktrinal yang disebut sebagai pengakuan iman, misalnya, pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan (I Kor.12:3). Menurut Yakobus, iblis juga memiliki iman semacam ini namun terbukti bahwa mereka tidak diselamatkan (Yal.2:19).
- Paulus dan Yakobus memiliki pengertian yang berbeda untuk istilah iman dan perbuatan. Bagi Paulus, iman berarti penerimaan Injil dan penyerahan pribadi kepada Dia yang diberitakan. Pengertian Yakobus berbeda (Yak.2:9). Yakobus menggunakan konsep iman menurut penegasan rabi tentang “emuna” yang berarti penegasan tentang monoteisme. Bagi Paulus, iman itu bersifat pribadi, kepercayaan yang tulus. Sedangkan bagi Yakobus, iman adalah pendapat yang ortodoks.
- Yakobus dan Paulus menghadapi dua situasi yang berbeda: Paulus menghadapi perasaan, pembenaran diri dari ibadah Yahudi yang legal, sedangkan Yakobus menghadapi ortodoksi yang mati.
- Yakobus dan Paulus sedang mendiskusikan dua subyek yang total berbeda. Paulus sedang membenarkan penerimaan orang-orang non-Yahudi ke dalam gereja tanpa penyunatan, sementara Yakobus sedang mendiskusikan masalah kegagalan usaha-kasih (aksi sosial) di dalam gereja (yang kemungkinan sepenuhnya Yahudi). Dalam kaitannya dengan kegagalan usaha-kasih gereja inilah, Yakobus kemudian memperingatkan bahwa Allah (sebagai agen yang aktif) menyatakan kebenaran seseorang di dalam pengadilan terakhir, berdasarkan perbuatannya: Tidak ada pertanyaan yang berhubungan dengan pembenaran orang berdosa, melainkan tentang apa yang berkenan kepada Tuhan. Dengan kata lain, Surat Yakobus ditujukan kepada orang-orang yang mengaku telah memperoleh keselamatan, namun imannya tidak terpancar dari perbuatannya.
- Pengajaran Paulus dan Yohanes tidak berkontradiksi karena bagi Paulus dan bagi Yakobus, perbuatan adalah bukti yang alami dari suatu iman yang sejati (lihat Fil.1:27; 1 Tes.1:3; Yak.2:20-24).
Berdasarkan
argumen-argumen di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa Surat Yakobus dan
Surat Paulus bukanlah dua buah surat
yang isinya kontradiktif. Surat Yakobus justru mengingatkan penulis bahwa iman
Kristen yang sejati harus nyata melalui penampakan buah-buah yang baik,
sehingga nama Allah dimuliakan melalui apa yang orang lihat melalui hidup kita.
Demikian Surat
Yakobus dan dan Surat Paulus menjadi satu pengajaran Allah yang utuh, yang
mengingatkan kepada kita bahwa kehidupan Kristen adalah kehidupan yang berserah
(beriman atas anugerah keselamatan Allah), namun juga kehidupan yang berjuang
(memuliakan Allah melalui kehidupan yang semakin suci). Fide et Labora! Beriman
dan Bekerja! Inilah motto kehidupan Kristen yang sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.