Kamis, 12 Februari 2015

Mempelajari Alkitab

Pertama :
Pegang kokoh kayakinan bahwa Alkitab adalah firman Allah dan wahyu (revelation) dan ilham (inspiration) Allah kepada para penulis ke-66 kitab PL dan PB, dalam pengertian bahwa kata demi kata, ungkapan, dan semua kalimat di dalamnya ditulis oleh manusia tetapi dalam kontrol Allah sendiri.

Baca : 2 Timotius 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Baca : 2 Petrus 1:21.
sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

Kedua :
Tujuan mempelajari Alkitab adalah mengetahui dan mengerti maksud dan kehendak Allah di dalamnya, karena itu "... Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri. sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah."

Baca : 2 Petrus 1:20.
Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
Selamat Belajar Alkitab ..

Minggu, 08 Februari 2015

Telinga yang Mendengar

Nats : Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar! (Markus 4:9)

Setelah pindah ke daerah pinggiran, saya baru tahu kalau mesin faksimili saya hanya dapat digunakan untuk mengirim pesan tetapi tidak dapat menerima pesan. Setiap pesan yang masuk terpotong dan tertulis kalimat-kalimat yang mengecewakan: "Kesalahan komunikasi. Hubungan terputus selama penerimaan."
"Terlalu banyak gangguan dan kebisingan pada saluran telepon Anda," demikian kata tukang reparasi. Setelah dua jam mencari, menyambung, dan mengencangkan sambungan, ia dapat menyelesaikan masalah ini.

Kemudian saya merenungkan keadaan ini untuk menggambarkan komunikasi saya dengan Allah. Saya dapat mengirim semua permintaan kepada-Nya dengan mudah, tetapi saya sulit menerima pesan-pesan dari-Nya. Perhatian utama saya lebih kepada apa yang ingin saya katakan daripada apa yang perlu saya dengar. Jika saya mengizinkan "hambatan" dosa dan "suara-suara" kekuatiran akan hidup ini mengisi pikiran, semua itu akan memecah perhatian saya saat membaca Alkitab, mendengarkan khotbah, atau ketika berdiam diri dalam doa.

Ketika Yesus menceritakan kisah tentang hal mendengarkan dan menanggapi Firman Allah, Dia menekankan hal ini: "siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" (Markus 4:9).
Hari ini adalah kesempatan baru untuk membersihkan saluran komunikasi kita dengan Allah. Mari kita memberi perhatian penuh dan mendengar Firman-Nya dengan sungguh-sungguh [DCM]

Communication with the Lord
Involves much more than prayer,
For we must also read His Word
And listen to Him there. --Sper

Bukalah Selalu Telinga Kita

Nats : Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar" (1Samuel 3:10)
Bacaan : 1Samuel 3:1-10

Sewaktu keluarga kami tinggal di Florida, saya sering dibangunkan di pagi hari oleh kicauan merdu seekor mockingbird [burung Amerika yang pandai meniru suara burung lain] dari balik jendela. Pertama kali mendengarnya, hati saya tergetar oleh keindahan nyanyiannya. Namun beberapa hari kemudian saya segera terbiasa mendengar kicauannya dan mulai menganggap biasa konsernya di pagi hari saat matahari terbit. Lambat laun saya tak lagi "mendengar" nyanyiannya. Ini kesalahan saya sendiri. Burung itu masih berada di luar dan bernyanyi setiap pagi, tetapi sayalah yang tak lagi mendengarkannya.

Hal yang sama akan terjadi bila kita berhenti "mendengarkan" Allah yang berbicara kepada kita melalui Kitab Suci. Saat pertama kali menjadi orang kristiani, kita membaca dan mempelajari Alkitab dengan sukacita. Kata-kata di dalamnya berbicara ke dalam hati bagaikan musik di telinga kita. Hati kita bergetar saat melihat rencana Allah dibukakan halaman demi halaman. Namun lambat laun membaca Alkitab menjadi rutinitas, dan tak lama kemudian kita akan mengabaikannya semuanya. Akibatnya, kita tak lagi "mendengarkan" Allah. Pengaruh negatif dari pola ini tak kentara sampai pada suatu hari kita terbangun dan menyadari bahwa kita telah kehilangan.

Betapa kita lebih baik memiliki sikap seperti Samuel yang berkata, "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar" (1 Samuel 3:10).

Allah berbicara kepada kita melalui firman-Nya. Pertanyaannya adalah apakah kita selalu membuka telinga kita? --RWD

Sakit Telinga.

Nats : [Mereka] tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi... memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng (2Timotius 4:3,4)

Bacaan : 2Timotius 4:1-5

Rasul Paulus memperingatkan Timotius bahwa ia akan menemui orang-orang yang mengidap penyakit yang disebutnya "keinginan telinga" (2Timotius 4:3). Mereka menolak "doktrin yang benar" dan mencari pengajaran yang sesuai dengan "keinginan telinganya." 

Sebagai contoh, jika mereka tersinggung oleh pernyataan Kristus bahwa, "Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6), mereka beramai-ramai mengikuti pendeta yang mengajarkan bahwa ada banyak jalan untuk sampai kepada Allah.

Atau sebagian orang menolak pengajaran alkitabiah yang mengajarkan bahwa orang yang terlibat hubungan seksual di luar nikah adalah "orang-orang sundal dan pezinah" yang "akan dihakimi Allah" (Ibrani 13:4). Oleh karena itu, mereka mencari pengajar yang berkata bahwa standar tentang seks dalam Alkitab tidak lagi sesuai dengan zaman ini. 

Saya sangat menyesalkan apa yang dilakukan orang-orang ini, tetapi saya sendiri kuatir bahwa saya pun menderita "keinginan telinga." Saya suka sekali mendengar peneguhan akan standar Alkitab dan doktrin yang benar. Tetapi saya tidak suka jika ditegur oleh Kitab Suci tentang sikap yang angkuh, membenarkan diri sendiri atau kurang mengasihi orang lain.

Tak diragukan lagi, kita semua terjangkit penyakit ini. Kita perlu bertanya kepada Tuhan untuk menguji hati dan mengampuni kita. Dia dapat mengubah kita sehingga kita akan mendengarkan apa yang dikatakan Firman-Nya dan mentaatinya. Itulah satu-satunya obat penawar bagi penyakit "keinginan telinga" [HVL]

Master, speak, and make me ready,
When Thy voice is truly heard,
With obedience glad and steady,
Still to follow every word. --Havergal