Jelaskan
perbedaan antara konsep eskatologis Paulus ketika menjadi seorang penganut
agama yahudi dan ketika menjadi pengikut Kristus.
a)
Konsep eskatologis Paulus ketika menjadi seorang
penganut agama Yahudi, sebagai seorang farisi :
·
Kaum Farisi percaya sejarah mempunyai maksud dan
tujuan. Mereka berpendapat Allah mengatur peristiwa-peristiwa menurut rencana-Nya
sendiri, yang mencapai titik puncaknya dengan kedatangan sang Mesias yang akan
memimpin umat-Nya. Ini sesuatu yang dapat diterima dengan baik oleh Paulus
sebagai seorang Kristen. Dalam Roma 9-11 ia mengemukakan Allah mengatur
jalannya sejarah dengan tujuan agar pada akhirnya orang-orang Yahudi
diikutsertakan dalam persekutuan Kristen. Paulus berpikir sebagai seorang
Farisi yang baik -- walaupun dia melangkah lebih jauh, sebab ia tahu Mesias
telah datang dalam pribadi Yesus Kristus.
· Kaum Farisi percaya akan hidup setelah kematian.
Paulus menekankan hal tersebut demi keuntungannya sendiri ketika dia diadili di
hadapan Sanhedrin (Kisah Para Rasul 23:6-10) dan Herodes Agripa II (Kisah Para Rasul 26:6-8). Tetapi sebagai seorang Kristen,
Paulus melangkah lebih jauh lagi. Ia yakin bahwa tidak seorang pun dapat
menjamin adanya kebangkitan lepas dari kenyataan bahwa Yesus Kristus telah
bangkit dari kematian.
· Kaum Farisi percaya akan malaikat-malaikat dan
setan-setan. Kaum Saduki tidak percaya akan hal-hal tersebut. Di sini juga
Paulus mempertahankan kepercayaannya sebagai seorang Farisi tetapi mengubahnya
dalam terang Kristus. Di salib, Kristus telah menaklukkan kuasa-kuasa jahat.
Oleh sebab itu, orang-orang Kristen "lebih daripada orang-orang yang menang,
oleh Dia yang telah mengasihi kita" (Roma 8:37). Tidak seorang malaikat
pun dapat menyaingi Tuhan yang telah bangkit, yang dilayani Paulus, dan yang di
dalam-Nya "seluruh kepenuhan Allah berkenan diam" (Kolose 1:19).
b)
Konsep eskatologi Paulus ketika menjadi pengikut
Kristus :
Paulus
berfokus pada diri dan peristiwa yang melingkupi kehidupan Yesus. Jadi, suatu
eskatologi yang bersifat Kristologis. Dengan konsep utama pada peristiwa
kematian dan kebangkitan Yesus, maka Paulus tampil sebagai teolog yang
membangun teologi yang Kristosentris. Berdasarkan semua pemikiran itu, Paulus
menyatakan bahwa melalui kematian dan kebangkitan Yesus, keselamatan dan
Kerajaan Allah sudah dialami oleh orang percaya. Hal ini memberi keyakinan
kepada orang percaya bahwa tidak ada satupun masalah yang menakutkan mereka.
Bahkan kematianpun bukan lagi sebagai sesuatu yang menakutkan karena :”..tidak
ada satupun kuasa yang bisa memisahkan kita dari kasih Tuhan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.