Yehezkiel
34:11–16; Yohanes 10:7-16
“Akulah Gembala yang baik dan Aku mengenal domba-dombaKu dan domaba-dombaKu mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu.” (Yohanes 10:14)
Ada dua macam pemimpin dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
1. Pemimpin yang mengarahkan yang dipimpinnya
untuk mencapai atau memenuhi ambisi pribadi atau golongannya dengan
memanfaatkan atau mengorbankan orang lain.
2.
Pemimpin yang mengarahkan yang dipimpinnya untuk
mencapai tujuan tertentu bukan untuk kepentingan sendiri atau golongannya
sendiri tetapi juga untuk kesejahteraan orang banyak atau orang yang
dipimpinnya.
Yehezkiel 34:11-16 memperlihatkan kepada kita bagaimana Allah kecewa terhadap pemimpin Israel yang hanya memikirkan ambisi pribadi, mengutamakan keselamatan sendiri dan membiarkan umat menjadi korban keganasan, kebuasan dan keserakahan mereka sendiri.
Mereka bermegah dalam kemampuannya dan kedudukannya sebagai pemimpin, menjanjikan segala perlindungan dan kesejahteraan. Tetapi bila sampai pada waktunya, mereka lupa pada orang-orang yang dipimpinnya dan menikmati sendiri hasilnya. Sehingga umat Israel tercerai-berai dalam arti tidak terlindungi, tidak terpelihara dan tidak tercukupi kebutuhannya. Oleh sebab itu, Allah berjanji bahwa suatu saat nanti Ia akan mencari dan mengumpulkan kembali umat Allah yang tercerai-berai akibat perbuatan para pemimpin Israel yang tidak dapat dipercaya itu.
Dalam Yohanes 10:7-16 dinyatakan bahwa gambaran tentang Allah sebagai gembala/pemimpin hidup yang baik bagi manusia itu telah nampak dalam diri Yesus. Yohanes dalam injilnya ini menyatakan bahwa Yesus adalah gembala yang baik. Sebagai gembala yang baik Yesus tidak sama dengan para pemimpin umat Israel saat itu. Dan sebagai gembala yang baik, Yesus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Yesus mengenal domba-dombaNya (Yoh.10:14)
Yesus mengenal kita satu persatu. Ia tahu siapa
kita. Ia tahu kelemahan dan kelebihan kita. Ia mengenal kita jauh melebihi
pengenalan kita sendiri akan diri sendiri. Ia mengenal kita karena kita
berharga dimataNya. Ia mengenal kita karena Ia sungguh-sungguh mengasihi kita.
Saudara, bukankah ini sesuatu yang sangat luar
biasa buat kita. Bayangkan apa pengaruhnya bagi doa-doa kita. Karena Allah
mengenal kita maka kita tidak perlu ragu dalam berdoa. Sebab Ia mengenal kita
dan mengetahui dengan pasti apa yang menjadi kebutuhan kita. Dalam pekerjaan,
kita juga termotivasi sebab kita tahu bahwa Allah memberi potensi khusus bagi
kita untuk kita kembangkan. Dalam kehidupan berumah tangga kita juga akan lebih
rukun dan sejahtera. Sebab kita tahu ada Allah yang juga mengenal keluarga kita
dengan segala suka dan dukanya.
2.
Yesus Memelihara Kita
Salah satu ucapan Yesus yang memberikan janji
pemeliharaan bagi kita dapat kita baca dalam Lukas 12:22-24, “…janganlah kamu kuatir akan hidupmu, akan apa yang
hendak makan dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu akan apa yang hendak kamu
pakai…betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu.” Bahkan dalam kitab Ratapan 3:22-23 dikatakan, “Tak
berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmatNya; selalu baru
setiap pagi…” Setiap kita bangun pagi, berkat Allah sudah berlaku dan tersedia
bagi kita. Oleh sebab itu, keliru kalau ada orang yang berkata bahwa ia tidak
pernah diberkati Tuhan.
3.
Memberikan Teladan (Yoh.10:4)
Gambaran gembala di Palestina tidak sama dengan
gambaran gembala di negeri kita. Seorang gembala di Palestina berjalan di depan
dan domba-domba mengikuti kemanapun gembala itu pergi. Seorang gembala
benar-benar dijadikan panutan, teladan oleh domba-dombanya. Demikian juga
halnya dengan Yesus. Yesus memberikan teladan kepada para murid, dan kepada
kita juga, bagaimana bersikap dan bertindak yang sesuai dengan kebenaran firman
Tuhan.
4. Yesus adalah seorang gembala yang bersikap
terbuka terhadap kepelbagaian (Yoh.10:16)
Sebagai
Gembala, Yesus mempunyai wawasan yang luas. Ia bukanlah pemimpin yang berpola
pikir sempit dan picik.
Yohanes lebih lanjut mengatakan bahwa setiap orang yang menerima Yesus sebagai gembala hidupnya akan memperoleh hidup yang berkelimpahan (Yoh.10:10). Apa yang dimaksudkan dengan hidup dalam berkelimpahan dalam ayat ini?
Banyak kesalahpahaman terjadi dalam memahami ucapan Yesus ini. Hidup
berkelimpahan dalam ini sering dipahami berkelimpahan dalam materi, harta
benda, kesuksesan, bebas dari sakit-penyakit dan lain sebagainya.
Hidup berkelimpahan yang dimaksudkan oleh Yesus dalam ayat ini adalah suatu kehidupan yang di dalamnya seseorang sungguh-sungguh menyadari siapa dirinya di hadapan Allah, serta tahu bagaimana mengisi kehidupannya agar berarti bagi dirinya sendiri, keluarganya dan juga bagi sesamanya manusia.
Apa yang harus kita lakukan agar kita dapat merasakan pimpinan Allah dan kita mempunyai hidup yang berkelimpahan?
1.
Mendengar dan mengenal suara Allah.
Seperti Allah mengenal kita maka kita pun harus
mengenal suara Allah agar kita dapat merasakan pimpinanNya (Yoh.10:14). Dengan cara apa kita dapat mendengar dan mengenal
suara Allah? Ya, tentu saja dengan membca dan merenungkan Firman Tuhan. Apakah
kita menyediakan waktu khusus pada setiap harinya untuk membaca dan merenungkan
Firman Tuhan.
Mengapa kita harus menyediakan waktu untuk membaca
dan merenungkan Firman Tuhan? Mazmur
19:8 – 9 memberikan jawabnya, yaitu karena “Taurat Tuhan itu sempurna
menyegarkan jiwa, peraturan Tuhan itu teguh memberikan hikmat kepada orang yang
tak berpengalaman. Titah Tuhan itu tepat menyukakan hati; perintah Tuhan itu
murni membuat mata bercahaya.”
2.
Bertindak benar dalam pimpinanNya.
Sebagaimana Yesus yang selalu bertindak benar dan
menjadi teladan bagi para dombaNya, maka kita pun harus berusaha bertindak
benar dalam setiap tindakan kita. Bertindak benar bukan menurut pikiran kita
sendiri, melainkan benar menurut contoh teladan Yesus sendiri. Apa kriterianya
kalau yang kita lakukan itu adalah sebuah kebenaran? Yesaya 32:17 memberikan jawabnya, yaitu “Di mana ada kebenaran di
situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan
ketentraman untuk selama-lamanya.”
3.
Bersikap terbuka dan menghargai terhadap kepelbagaian yang ada di tengah
masyarakat kita.
Kepelbagaian yang ada jangan dilihat sebagai
ancaman tetapi justru harus dilihat sebagai hal yang memperkaya kehidupan kita.
Jangan kita terjebak dalam fanatisme yang sempit dan keliru. Tetapi biarlah
kita bersikap seperti Yesus yang memandang semua orang sebagai sesama manusia
tanpa membedakan golongan, status sosial atau pun agamanya.
IMPLIKASI :
Yesus adalah gembala yang baik. Siapa yang mau mengikutiNya akan mempunyai
hidup yang berkelimpahan. Dalam hidup kita setiap hari, sudahkah kita
menunjukkan bahwa kita menjadikan Yesus sebagai gembala kita, Yesus adalah
teladan kita. Apabila kita memang menjadikan Yesus sebagai gembala kita maka
kita harus mengenal suara Allah, bertindak benar dan bersikap terbuka terhadap
kepelbagaian. Bagaimana dengan kita?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.