Minggu, 17 November 2013

MENUMBUHKAN ASPEK INTELEKTUAL SEORANG GURU DAN PENGAJAR ROHANI

"Jika Anda berhenti bertumbuh hari ini, Anda akan berhenti belajar esok hari." Begitulah prinsip sederhana bagi seorang pengajar, khususnya "guru rohani" atau pembina rohani. Jika kita tidak mengetahui sesuatu dengan sungguh-sungguh, tentu kita tidak dapat menyampaikan apa pun. Namun, perlu diperhatikan bahwa pertumbuhan rohani bukanlah satu-satunya hal yang harus dikejar oleh para pembina rohani. Kita tidak akan dapat bertumbuh sepenuhnya secara rohani jika tidak menumbuhkan juga aspek-aspek kehidupan lainnya, seperti aspek fisik, intelektual, dan sosial. Berikut ini adalah saran bagi Anda, sebagai guru dan pembina rohani, untuk terus menumbuhkan aspek intelektual Anda.

1. Pertahankan kegiatan belajar dan membaca yang konsisten.

Pahamilah bahwa pemimpin adalah pembaca dan pembaca adalah pemimpin. Jika selama ini Anda merasa tidak mendapatkan banyak manfaat dari membaca, solusi berikut ini mungkin dapat menolong Anda. Jika Anda menyediakan waktu satu jam untuk membaca, berusahalah membaca pada setengah jam pertama dan pakailah setengah jam berikutnya untuk merenungkan apa yang Anda baca. Perhatikanlah perbedaannya. Anda hanya akan terlalu banyak membaca jika Anda sedikit merenungkannya. Selain itu, janganlah bergaul dengan banyak buku bacaan saja, tetapi bergaullah juga dengan orang-orang yang suka membaca. Dua faktor yang akan memengaruhi kehidupan Anda di masa mendatang adalah buku-buku yang Anda baca dan orang-orang di sekitar Anda. Jika sedang bersama dengan orang yang tahu lebih banyak, ajukanlah pertanyaan yang bermutu, seraplah pengetahuannya, dan ambillah manfaat dari segala sesuatu yang mereka ketahui.

2. Ikutilah program-program pendidikan yang berkelanjutan.

Program-program yang dimaksud adalah program yang tidak hanya meningkatkan pemahaman Anda, tetapi juga keterampilan Anda. Sekarang ini, sudah ada banyak kesempatan baik semacam ini yang dapat memperkaya pemahaman Anda dan mengembangkan talenta Anda seperti: seminar, kelas-kelas bagi pembina rohani, dan sebagainya. Tetapi, "program" yang paling penting adalah pemahaman Alkitab pribadi Anda. Aspek intelektual terhadap pemahaman Alkitab berarti memiliki pemahaman firman Tuhan yang kuat, dan kita menjadikan diri kita berada "dalam" firman itu dengan masuk ke dalamnya dan membiarkannya masuk ke dalam kita. Ketika firman Allah menjadi pusat pelayanan pengajaran, dampak yang ditimbulkannya sungguh luar biasa. Paulus mengingatkan kita tentang hal ini dalam 2 Timotius 2:2. Ia berkata kepada Timotius, "Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. Inilah pelayanan pelipatgandaan. Setiap kali Anda mengajar, sebenarnya Anda sedang memulai suatu proses yang idealnya tidak pernah berakhir, dari generasi ke generasi.

3. Kenalilah murid-murid Anda.

Jadilah pakar yang mengerti berbagai kebutuhan dan karakteristik kelompok usia tertentu secara umum. Tetapi, jangan hanya itu. Kenalilah juga murid-murid Anda. Cari tahulah tentang diri mereka sebanyak mungkin. Ada sebuah pengalaman menarik. Seorang guru mempunyai buku kecil berwarna hitam. Di setiap halaman buku itu terdapat gambar kecil seorang anak, dan di bawah nama anak itu ada catatan-catatan seperti: "punya masalah dengan matematika", atau "datang ke gereja tanpa persetujuan orang tua", atau "ingin menjadi misionaris, tetapi merasa tidak mampu". Guru itu mendoakan halaman-halaman buku itu setiap hari. Sebagai seorang guru, kita sering kali menjuluki murid kita, "ia tidak pernah bicara", "ia pembuat onar," dan seterusnya. Namun, jangan pernah memberikan label anak seperti itu di leher seseorang.

Diringkas dari:
Judul buku: Mengajar untuk Mengubah Hidup
Judul bab: Hukum Pengajar (Teacher)
Judul asli artikel: Dimensi Intelektual
Penulis: Dr. Howard G. Hendriks
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2009
Halaman: 30 -- 34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.