PENDAHULUAN
Banyak orang
percaya yang belum dapat memahami dengan pasti adanya dosa didalam hidup
mereka. Jika kita tidak tahu bahwa ada dosa yang ada dalam diri kita maka akan
sulit sekali untuk menanganinya. Jadi, apa yang harus kita lakukan dalam
keadaan seperti ini?
Jika kita tidak
tahu persis tentang adanya dosa didalam hidup kita, dan kita sungguh-sungguh
ingin tahu, maka Allah melalui Roh Kudus akan memberitahu kita.
Injil Yohanes
pasal 16:8 di dalam Perjanjian Baru berkata - "Dan kalau Ia datang, Ia
akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman".
Kata 'Dia' ini mengacu kepada Roh Kudus.
Yesus berkata
kepada para murid-Nya bahwa Roh Kudus akan datang. Ketika Roh Kudus datang, dia
akan mengingatkan setiap orang di dunia mengenai hal-hal dosa, kebenaran dan
penghakiman. Ini berarti Roh Kudus akan menerangi hati orang-orang untuk dapat
melihat dosa-dosa mereka.
Satu-satunya hal
yang memisahkan kita dari Allah adalah dosa. Itu sebabnya, hal pertama yang
Allah lakukan adalah menangani permasalahan dosa. Tuhan juga tahu bahwa
seringkali kita tidak melihat dengan jelas dosa kita dan karena itu kita
memerlukan terang dari Roh Kudus.
Keadaan ini sama
seperti jika kita memasuki ruangan yang gelap. Dalam ruangan yang gelap itu,
kita tidak dapat melihat lantai yang kotor atau debu-debu di perabotan rumah
dan sampah-sampah di dalamnya.
Hanya setelah ada
cahaya baru kita menyadari seberapa kotor ruangan itu. Setelah kita menyadari
betapa kotornya ruangan itu, baru kita akan melakukan kegiatan pembersihan.
DEFINISI DOSA
- Dosa digambarkan dalam Alkitab sebagai pelanggaran hukum Allah, 1 Yohanes 3:4, Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
- Dan pemberontakan melawan Allah, Ulangan 9:7 "Ingatlah, janganlah lupa, bahwa engkau sudah membuat TUHAN, Allahmu, gusar di padang gurun. Sejak engkau keluar dari tanah Mesir sampai kamu tiba di tempat ini, kamu menentang TUHAN. Yosua 1:18, Setiap orang yang menentang perintahmu dan tidak mendengarkan perkataanmu, apa pun yang kauperintahkan kepadanya, dia akan dihukum mati. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu!"
ASAL DOSA
Dosa berawal dari
Lucifer, “si Bintang Timur, Putra Fajar,” yang paling cantik dan gagah perkasa
dari semua malaikat. Karena tidak puas dengan semua ini, dia ingin menjadi Allah
yang mahatinggi dan hal ini menyebabkan kejatuhannya dan awal dari dosa.
Yesaya 14:12-15.
"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang
Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang
mengalahkan bangsa-bangsa!
Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik
ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan
aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak
menyamai Yang Mahatinggi!
Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan,
ke tempat yang paling dalam di liang kubur.
Dengan nama baru,
Iblis, dia membawa dosa kepada umat manusia di taman Eden ketika dia mencobai
Adam dan Hawa dengan godaan yang sama, “engkau akan menjadi sama seperti
Allah.”
Kejadian 3
menjelaskan pemberontakan mereka melawan Allah dan perintah-perintahNya. Sejak
saat itu dosa diwariskan kepada semua generasi umat manusia dan kita, sebagai
keturunan Adam, mewarisi dosa dari dia.
Sebab itu, sama
seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga
maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12), hal ini menjelaskan kepada kita bahwa
melalui Adam dosa masuk ke dalam dunia dan kematian diwariskan kepada semua
orang karena “upah dosa adalah maut” (Roma 6:23).
DAMPAK DOSA
Melalui Adam
kecenderungan untuk berbuat dosa masuk ke dalam umat manusia dan manusia
menjadi orang yang secara natur sudah berdosa. Ketika Adam berdosa naturnya
diubah oleh dosa dan pemberontakannya mengakibatkan kematian secara rohani dan
kejatuhan yang diwariskan pada semua yang lahir setelah dia. Manusia menjadi
orang-orang berdosa bukan karena mereka berbuat dosa, mereka berbuat dosa
karena mereka adalah orang-orang berdosa.
Inilah keadaan yang disebut sebagai
dosa warisan. Sama seperti kita mewarisi karakteristik fisik dari orangtua
kita, kita mewarisi natur dosa dari Adam.
Raja Daud meratapi
natur kejatuhan manusia ini dalam Mazmur 51:7 “Sesungguhnya, dalam kesalahan
aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.”
JENIS DOSA
Jenis dosa dikenal
sebagai dosa yang diimputasikan. Dalam dunia keuangan dan hukum, kata Bahasa
Yunani yang diterjemahkan dimputasikan berarti mengambil sesuatu dari orang
lain dan memperhitungkan itu kepada orang lainnya lagi.
Sebelum hukum Musa
diberikan, dosa tidak diperhitungkan kepada manusia sekalipun manusia tetap
berdosa. Setelah Hukum Taurat diberikan, dosa-dosa yang melanggar Hukum Taurat
dimputasikan (diperhitungkan) kepada manusia, Sebab sebelum hukum Taurat ada,
telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada
hukum Taurat (Roma 5:13).
Bahkan sebelum
pelanggaran Taurat diperhitungkan pada manusia, hukuman yang paling berat
terhadap dosa (kematian) tetap berlaku.
Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman
Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan
cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia
yang akan datang (Roma 5:14).
1. Dosa Warisan
Semua orang, dari
Adam sampai Musa, takluk kepada kematian, bukan karena mereka melanggar hukum
Musa (yang tidak mereka miliki), namun karena natur dosa yang mereka warisi.
Setelah Musa, umat manusia mengalami kematian karena dosa warisan dari Adam dan
karena dosa yang diimputasikan karena pelanggaran hukum Tuhan.
Dosa warisan Adam
yang di wariskan kepada kita/umat manusia keturunannya adalah: KEMATIAN JASMANI
dan KEMATIAN ROHANI sebagai realisasi dari kematian yang disanksi-kan oleh
Allah kepada Adam ketika Adam berani memakan buah dari pohon larangan di Taman
Eden (kejadian 2:17).
Pemahaman mengenai
Kematian Jasmani dan Kematian Rohani adalah sebagai berikut :
Kematian Jasmani.
Manusia mulai
berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah serta dunia mulai rusak oleh karena dosa
tersebut. Hati manusia dijalari/dikuasai
naluri untuk berkecondongan melawan perintah Allah atau dengan kata lain hati
dan tabiat manusia lebih condong atau lebih gampang untuk berbuat kejahatan
daripada berbuat kebaikan.
Manusia kehilangan kehidupan kekal yang semula dimiliki dan diganti
dengan kematian atau dengan kata lain semua manusia mati kembali kepada asalnya
menjadi tanah dan debu (kejadian 3:19).
Kematian Rohani
Persekutuan
manusia dengan Allah menjadi putus (disimbolkan dengan adanya Tabir tebal
pemisah dikemah atau Bait Allah (Keluaran 26: 31-33).
Keselamatan
sorgawi menjadi hilang (dibuktikan bahwa semua orang-orang kudus yang sudah
mati harus menunggu dialam maut masing-masing sampai keselamatan sorgawi itu
datang (Matius 27:52-53).
Allah
mempergunakan prinsip imputasi untuk keuntungan umat manusia ketika Dia
memperhitungkan dosa orang-orang percaya kepada Yesus Kristus yang telah
membayar hutang dosa (kematian) di atas salib. Karena
memperhitungkan dosa kita kepada Yesus, Allah memperlakukan Dia seperti Dia
adalah orang berdosa walaupun sebetulnya Dia tidak berdosa, dan mengakibatkan
Yesus mati bagi dosa-dosa semua orang yang percaya kepadaNya.
Penting untuk
dimengerti bahwa dosa diperhitungkan kepada Yesus namun Dia tidak mewarisinya
dari Adam. Dia menanggung hukuman dosa, namun Dia tidak pernah menjadi orang
berdosa. Natur Yesus yang suci dan sempurna tidak tersentuh oleh dosa.
Sekalipun Dia tidak pernah berbuat dosa, Dia diperlakukan sepertinya Dia yang
bersalah karena dosa-dosa yang dilakukan oleh orang-orang yang akhirnya percaya
kepadaNya.
Sebagai gantinya,
Allah memperhitungkan kebenaran dan keadilan Kristus kepada orang-orang percaya
sama seperti Dia memperhitungkan dosa kita kepada Yesus, Dia yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah (2 Korintus 5:21).
2. Dosa Pribadi
Dosa pribadi
adalah dosa yang dilakukan setiap hari oleh setiap orang. Karena kita telah
mewarisi natur dosa dari Adam, kita berbuat dosa secara individu, dosa pribadi
– segala sesuatu, mulai dari dosa yang paling polos sampai pada pembunuhan.
Mereka yang tidak
beriman pada Yesus Kristus harus menanggung hukuman untuk dosa-dosa pribadi
ini, sekaligus dosa-dosa yang diwarisi dan diimputasikan. Namun demikian,
orang-orang percaya telah dibebaskan dari hukuman kekal untuk dosa (kematian
rohani dan neraka). Sekarang kita bisa memilih apakah akan melakukan dosa
pribadi atau tidak karena melalui Roh Kudus yang berdiam di dalam kita, yang
menguduskan dan meyakinkan kita akan dosa, kita sekarang memiliki kuasa untuk
menolak dosa, (Roma 8:9-11).
Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan
dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak
memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh
memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus
dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan
Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana
itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Setelah kita
mengakui dosa pribadi kita kepada Allah dan mohon pengampunanNya, hubungan dan
persekutuan kita dengan Tuhan dipulihkan kembali. “ Jika kita mengaku dosa
kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
PENGAMPUNANNYA
Kendati dosa adalah
ihwal yang sangat menyedihkan. Alkitab menawarkan harapan dan optimisme
menghadapinya. Inti berita Alkitab adalah prakarsa akbar ilahi mengatasi dosa,
yaitu rencana Allah menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus. Bahwa
keselamatan hanya dari Allah saja.
Keselamatan
berpusat pada Yesus Kristus, Allah yang kekal, telah menjelma menjadi manusia
sebagai Adam terakhir, Juruselamat manusia. Dosa dikalahkan oleh karya Kristus
– KelahiranNya yang ajaib, hidupNya yang taat kepada Alah secara sempurna, khususnya
kematianNya di kayu salib, kebangkitanNya dan kenaikanNya ke Sorga, KerajaanNya
atas sejarah umat manusia dan kedatanganNya yang kedua kali dengan penuh
kemuliaan. Kuasa rampasan dosa telah dibinasakan, tuntutannya yang sadis dan
aneh ditelanjangi , kedok siasat najisnya dibuka dan dibuang, akibat-akibat
buruk dari kejatuhan Adam dibungkamkan, diimbangi dan diimbali, sehingga
kehormatan dan keakbaran Allah dibenarkan dan dikukuhkan, kekudusanNya
dimantapkan dan kemuliaanNya berjaya luas.
Itulah amanat
akbar Alkitab "Allah dalam Kristus telah menaklukkan dosa!".
Dampak penaklukkan itu terungkap dalam kehidupan umat Allah, yaitu orang-orang
yang oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus dan karya penyelamatanNya yang tuntas
sempurna, dibebaskan dari kesalahan dan hukuman dosa. Dan mereka mengalami
penaklukkan kuasa dosa melalui kesatuan mereka dengan Kristus.
Proses pengalaman
ini akan mencapai puncaknya pada zaman akhir – pada waktu Kristus dalam
kemuliaan-Nya datang untuk kedua kalinya. Pada waktu itu pula umat Allah akan
dikuduskan secara sempurna, dosa akan dienyahkan dari ciptaan Allah, dan sorga
serta bumi baru akan terwujud dimana kebenaran diberlakukan.
Jika kita mengakui
dosa-dosa kita kepada Allah dan mohon pengampunanNya, hubungan dan persekutuan
kita dengan Tuhan dipulihkan kembali, 1 Yohanes 1:8-9.
Jika kita berkata,
bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran
tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku
dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Dosa warisan, dosa
yang diimputasikan dan dosa pribadi – semuanya telah disalibkan di kayu salib
Yesus dan sekarang “di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan,
yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya” (Efesus 1:7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.