Perbudakan yang terjadi pada masa lalu rupanya masih berlaku sampai saat
ini. Menurut Wikipedia, diperkirakan ada 25 juta orang di seluruh dunia
yang terlibat praktik perbudakan. Kebanyakan adalah orang-orang miskin
di Asia yang menjadi budak agar dapat melunasi utang-utang keluarga
mereka. Seluruh anggota keluarga dipaksa bekerja sebagai budak para
rentenir dan tuan tanah. Bahkan, anak-anak pun dipaksa bekerja sebagai
buruh atau penjaja seks komersial.
Selain perbudakan fisik, ada
juga perbudakan yang bersifat abstrak, yang dilakukan oleh "musuh yang
tidak terlihat" dan yang telah menjerat sebagian besar manusia --
perbudakan rohani dan moral. Manusia telah jatuh dalam dosa dan tidak
ada seorang pun yang benar (Mazmur 14:3 dan Roma 3:10). Akibat dosa,
manusia tercela di mata Allah (Kejadian 6:5-6) dan mengalami kebobrokan
rohani dan moral (Roma 5:12).
Pada dasarnya, perbudakan merupakan
kondisi yang dihasilkan oleh besarnya tingkat kontrol seseorang atau
kebiasaan terhadap hidup orang lain. Perbudakan dapat membentuk
karakter, kepribadian, dan tingkah laku seseorang. Perbudakan sering
kali membuat kita tenggelam dalam rawa dosa dan ketidakbenaran.
Orang-orang
'terhilang' menundukkan diri pada berbagai bentuk perbudakan dosa.
Seperti yang dicontohkan Petrus dalam 2 Petrus 2:19, "Mereka menjanjikan
kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah
hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah
hamba orang itu."
Tuhan menjadikan manusia sebagai makhluk
merdeka yang bertanggung jawab secara rohani dan moral hanya kepada Sang
Pencipta. Untuk itu, manusia harus menggunakan kehendak bebasnya untuk
mengejar kekudusan dan kreativitas yang tinggi. Segala bentuk kontrol
lain yang berbeda dari perintah Allah, yang dibiarkan menguasai
seseorang, akan merugikan dan meningkatkan perbudakan terhadap dirinya
sendiri dan orang lain. Dengan cara ini, banyak orang menjadi budak
rohani dan moral bagi Iblis, yang adalah musuh dan penyesat besar bagi
manusia.
Perbudakan Rohani
Jutaan orang menjadi budak
agama-agama palsu. Itu semua adalah hasil tipu daya Iblis. Ketika
seseorang memberikan persembahan kepada berhala, ia tidak menyadari
bahwa sebenarnya ia telah menjadi budak Iblis (1 Korintus 10:19-20).
Perbudakan
rohani dapat mendorong seseorang kepada hal-hal yang sangat ekstrem,
misalnya bersedia mengorbankan hidup demi si berhala atau bahkan merusak
diri sendiri. Selain itu, Iblis juga memunculkan agama palsu untuk
membutakan mata rohani banyak orang dan mencegah mereka menerima Injil
Yesus Kristus, sekalipun mereka memiliki akses ke sana (2 Korintus
4:3-4).
Tuhan Yesus sudah datang untuk membebaskan manusia dari
bentuk perhambaan yang intimidatif ini. Sayangnya, perhambaan rohani
tidak selalu berakhir bersamaan dengan keputusan untuk bertobat. Itulah
sebabnya, banyak orang masih menjadi budak dari bentuk-bentuk agama
Kristen yang palsu. Mereka menjadi penganut sejumlah besar sekte dan
menghalalkan segala cara untuk mempertahankan doktrin mereka yang telah
memutarbalikkan kebenaran Firman.
Ada juga orang-orang Kristen
sesat yang tidak hidup di bawah kasih karunia dan kemerdekaan Kristus,
tetapi di bawah Hukum Taurat. Mereka berusaha menyelidiki hukum-hukum
Perjanjian Lama dan menundukkan diri pada sistem yang tidak memiliki
nilai keselamatan. Mereka tidak menikmati kemerdekaan rohani karena
mereka adalah budak Hukum Taurat. Dengan demikian, mereka berada di
bawah kutuk, bukan kasih karunia Kristus (Galatia 2:21 dan Galatia
3:10-13).
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda masih menjadi budak
agama legalitas? Jika ya, mari datang kepada Salib untuk mendapatkan
pembebasan dan berdirilah teguh dalam kemerdekaan yang diberikan Yesus
Kristus. Selanjutnya, jadilah anak-anak Tuhan yang taat dan tidak
merugikan orang lain. Mintalah kepada Tuhan untuk membersihkan dan
memenuhi kita dengan kasih Kristus (Roma 5:5).
Perbudakan Moral
Perbudakan
rohani tentu saja memberi dampak pada perhambaan moral. Setelah manusia
jatuh ke dalam dosa, manusia menjadi 'rusak' dan cenderung memiliki
pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan yang jahat, yang berpotensi
mencemari dan menghancurkan seluruh kehidupan mereka (Baca Mazmur 51:5,
Markus 7:21-23, dan Yakobus 1:14-15).
Iblis akan terus berusaha
menarik manusia pada perusakan diri, dan mengirimkan pencobaan. Setelah
itu, ia menggiring manusia untuk menerima pikiran-pikiran yang berdosa
dan secara perlahan, pikiran-pikiran dosa itu akan memengaruhi
kepribadian, nilai-nilai, dan perilakunya. Lalu, dosa menjadi benteng
kejahatan dan menjatuhkan manusia sehingga manusia menjadi budak dosa
yang tidak berdaya. Lama-kelamaan, dosa mengikatnya sehingga ia sulit
untuk melawan godaan dosa yang menghampirinya.
Penyembahan Berhala
Ketika
dosa memegang kendali atas seseorang, dosa menjadi bentuk penyembahan
berhala bagi orang itu. Ia sujud menyembah berhala itu dan melayaninya
siang dan malam (Kolose 3:5-7).
Sifat-sifat jahat dan
tindakan-tindakan amoral merupakan ciri Setan (2 Korintus 4:4). Jadi,
ketika kita membiarkan dosa menguasai hati dan menentukan arah hidup
kita, kita adalah penyembah berhala (Yakobus 3:14-16). Ketika kita
diselamatkan, kita dibebaskan dari perbudakan dosa dan penyembahan
berhala secara rohani dan moral.
Dosa Seksual
Tiga dosa
pertama yang disebutkan Tuhan Yesus dalam Markus 7:21-23 adalah pikiran
jahat, percabulan, dan perzinaan. Hati kebanyakan orang telah dipenuhi
oleh pikiran-pikiran kotor, yang sering kali dirangsang oleh pornografi
dan percakapan mesum. Pornografi di internet dan foto-foto porno
memainkan peranan besar dalam meracuni pikiran. Hal ini meningkatkan
hubungan seksual yang tidak tepat, yang selanjutnya menjadi gaya hidup,
dan bentuk perbudakan moral terhadap dosa.
Dosa Ekonomi
Dosa
moral lain yang menuntun pada perbudakan dan penyembahan berhala adalah
cinta uang. Nama penyembahan berhala ini adalah mamon (Matius 6:24).
Pengejaran uang yang tidak wajar mengakibatkan dampak yang merusak dalam
kehidupan seseorang (1 Timotius 6:9). Karena cinta uang, banyak orang
terperangkap dalam praktik judi. Akhirnya, kehidupan dan keuangan mereka
hancur. Dosa-dosa lain yang terkait dengan uang adalah korupsi,
pencurian, dan penyuapan. Dosa yang terus dilakukan, selanjutnya menjadi
kebiasaan dan benar-benar mengontrol korbannya.
Kecanduan terhadap Minuman Keras dan Obat-Obatan
Awalnya,
seseorang mungkin hanya ingin mencoba. Selanjutnya, ia ingin melakukan
lagi dan lagi dan lagi. Obat-obatan yang dikonsumsi pun semakin
variatif, mulai dari tembakau, ganja, dan berbagai jenis obat-obatan
lainnya. Seiring berjalannya waktu, kecanduan ini akan menjadi semakin
parah. Saat seseorang membiarkan dirinya dikontrol obat-obatan, ia telah
diperbudak oleh obat-obatan itu (2 Petrus 2:19). Hal-hal tersebut harus
dilawan (Efesus 5:11).
Menghujat, Menyumpahi, dan Ledakan Amarah
Natur
dosa manusia yang lain adalah menyumpahi dan menghujat nama Allah.
Mereka digolongkan sebagai antikristus (Wahyu 13:6). Ini merupakan
kebiasaan yang mengikat sehingga bisa kecanduan. Kebiasaan ini harus
diakui dan ditinggalkan, sama seperti dosa-dosa yang lain (Kolose 3:8).
Seseorang menyumpahi orang lain biasanya karena emosi yang tidak
terkontrol, ledakan amarah, dan balas dendam. Oleh karena itu, sifat
yang memicu untuk menghujat dan mengutuk harus dihancurkan (Efesus
4:31).
Kekerasan
Karena Iblis adalah penindas dan
pembunuh, ia membujuk para pengikutnya untuk menjadi sama seperti
dirinya yang kejam. Perselisihan dan peperangan adalah senjata Iblis
untuk memecah belah dan mengalahkan manusia (Yakobus 4:1-2). Orang-orang
Kristen seharusnya tidak terlibat dalam perang, terlepas dari
mempertahankan dan melindungi kepentingan, harta kekayaan, dan hidup
mereka sendiri karena "tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki
hidup yang kekal di dalam dirinya" (1 Yohanes 3:15).
Berbohong
Semua
kebiasaan dosa, termasuk kebiasaan berbohong, mengikat manusia menjadi
pengikut Iblis yang adalah bapa segala dusta (Yohanes 8:44). Begitulah
agama-agama palsu di dunia, semua berdasarkan kebohongan dan membujuk
orang untuk menyembah berhala. Setan adalah sumber segala kebohongan,
sedangkan Allah adalah sumber seluruh kebenaran. Firman-Nya adalah
kebenaran dan Roh-Nya rindu memimpin kita kepada seluruh kebenaran
(Yohanes 14:6, 16:13, 17:17). Kebohongan adalah bentuk dari kehidupan
lama yang rusak. Jadi, jika kita masih berbohong, ini berarti kita
memberi tempat bagi si Iblis (Kolose 3:9-10).
Kuasa Emosi Negatif yang Mengikat
Iblis
juga bisa mengendalikan manusia, menyeretnya ke dalam keputusasaan, dan
menghancurkan imannya melalui pikiran gelap dari emosi negatifnya.
Salah satu emosi negatif itu adalah rasa takut -- takut kepada kematian,
keadaan yang sulit, masa depan yang belum tentu, orang lain, kuasa
jahat, dan penghakiman Allah yang akan datang. Padahal, rasa takut
bertolak belakang dengan iman. Jadi, jika kita takut, berarti kita tidak
beriman. Apakah Anda adalah budak ketakutan? Ingatlah, Tuhan Yesus
telah mengalahkan Iblis yang berkuasa atas kematian. Kita telah
dibebaskan dari rasa takut (Ibrani 2:14-15), kita tidak diberi roh
ketakutan, tetapi Roh yang menjadikan kita anak Allah (Roma 8:15).
Rasa
takut juga menyebabkan timbulnya kekhawatiran, kecemasan, dan depresi.
Untuk itu, kita harus menjaga hati agar tidak dikuasai rasa takut (Lukas
21:34). Kekhawatiran dunia dan dosa-dosa lain seperti kemabukan,
memberikan beban rohani di atas pundak Anda, yang akan menarik Anda ke
dalam lubang keputusasaan jika Anda tidak mengatasinya (Ibrani 12:1-2).
Pembebasan dari Perbudakan
Yesus
Kristus adalah Pembebas kita. Ia melepaskan kita dari segala bentuk
dosa (Yohanes 8:36). Dia datang ke dunia sebagai Penebus untuk
melepaskan ikatan perbudakan kita. Setelah dibebaskan, kita harus
memastikan bahwa kita tidak lagi menerima kuk perbudakan (Galatia 5:1,
bdk. Galatia 4:9-11; 5:2-4).
Tuhan Yesus sudah membebaskan kita
dari ikatan dosa. Jika kita masih menjadi budak kebiasaan adiktif, hal
itu bukan karena darah Kristus tidak dapat menyucikan kita (1 Yohanes
1:7), tetapi karena kita tidak mau mengakui dan meninggalkan dosa-dosa
kita (Amsal 28:13).
Ketika kita mengikuti dan melayani Tuhan
Yesus, kita harus memastikan bahwa Dia adalah Kasih yang terutama dan
terbesar dalam hidup kita (Matius 10:37). Orang yang paling Anda kasihi,
juga akan memengaruhi nilai-nilai dan watak dalam hidup Anda. Itulah
sebabnya, kita harus tetap mengutamakan Allah. Hanya Yesus Kristus yang
dapat menjadi Teladan sempurna dan dapat mengampuni dosa-dosa kita serta
mengubah karakter kita menjadi serupa dengan-Nya (1 Korintus 7:23 dan
Galatia 4:19).
Pada zaman Alkitab ditulis, ada orang-orang yang
menyerah pada tekanan orang tua dan tidak mau bertobat. Mereka secara
turun-temurun menjadi budak agama palsu dan budak Iblis -- bapa segala
dusta (Yohanes 8:44).
Puji Tuhan! Tuhan Yesus datang untuk
membebaskan kita dan memutuskan ikatan perbudakan moral dan rohani yang
mengekang kita. Dia datang ke dunia "untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati,
untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada
orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara" (Yesaya 61:1).
Sebagai
orang berdosa, kita harus datang kepada Allah. Kita perlu menguji diri,
apakah kita benar-benar beriman dan memiliki kesaksian tentang
pembebasan dari dosa (1 Korintus 6:9-11). Ingatlah bahwa orang yang
berkompromi dengan dosa, tidak akan mewarisi Kerajaan Surga, sekalipun
ia sudah menjadi anggota jemaat (Efesus 5:5-6).
Jika masih ada
benteng dosa dalam hidup Anda, ambillah senjata Roh dan berperanglah
melawan Iblis (2 Korintus 10:3-5). Waspadalah karena semua dosa dimulai
dengan pikiran yang jahat dan diakhiri dengan dosa yang menguasai hidup
kita. Awalnya, hanya memikirkan kemungkinan adanya dosa, lalu
membenarkan perbuatan yang disengaja, membuat rencana untuk
melakukannya, dan akhirnya menjadi budak dosa.
Pertama-tama,
identifikasilah benteng dosa dalam hidup Anda. Apakah Anda budak minuman
keras, obat-obatan, tabiat yang buruk, tindak kekerasan, uang, judi,
perkataan kotor, kekerasan seksual, atau emosi buruk seperti
ketidakpercayaan, keraguan, keputusasaan, atau korban agama palsu? Jika
ya, ambillah senjata terang dan teruslah berjuang sampai menang.
Pakailah senjata iman, darah Anak Domba, pedang Roh (janji-janji dalam
firman Tuhan), doa, dan kesaksian kita.
Setelah menerima
pembebasan iman, ceritakanlah hal itu dan muliakan Tuhan atas karya
kasih karunia-Nya. Ini akan menguatkan iman dan memotivasi kita untuk
berdiri teguh dalam kemerdekaan melalui Yesus Kristus (2 Korintus 5:17).
Setelah
itu, jangkaulah orang-orang yang tidak percaya yang masih menjadi budak
dosa. "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya,
orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal,
tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta,
mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala
oleh api dan belerang ...." (Wahyu 21:8) Melalui kesaksian kita, banyak
dari mereka dapat dibebaskan dari perbudakan dosa sehingga mereka
berpindah dari kerajaan kegelapan menuju terang Kerajaan Kristus yang
ajaib (Kolose 1:13 dan 1 Petrus 2:9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.