"Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau
mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan
penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu.”
(Titus 1:5)
Tuhan yang menciptakan alam semesta adalah Tuhan yang mengatur seutuhnya keberadaan alam ini. Dikisahkan di dalam kitab Kejadian, awal ketika bumi belum berbentuk (1:2), maka dimulailah karya Allah yang mengatur sedemikian bijak, agar bumi menjadi tempat yang kondusif bagi kehidupan setiap makhluk ciptaan, dan khususnya diperuntukkan bagi manusia yang diciptakan-Nya sesuai dengan gambar Allah (1:3-2:3). Tuhan memberikan keteladanan-Nya sebagai manajer yang handal dalam mengatur semesta, untuk menyatakan keagungan karya-Nya.
Sekalipun dunia ini telah rusak karena dosa yang dilakukan manusia, namun keteraturan alam semesta tidak hilang begitu saja. Ini menyatakan kebesaran sistem manajemen yang Tuhan tanamkan dalam alam sehingga bisa tetap setia dalam menopang kehidupan semesta ini.
Tuhan yang menciptakan alam semesta adalah Tuhan yang mengatur seutuhnya keberadaan alam ini. Dikisahkan di dalam kitab Kejadian, awal ketika bumi belum berbentuk (1:2), maka dimulailah karya Allah yang mengatur sedemikian bijak, agar bumi menjadi tempat yang kondusif bagi kehidupan setiap makhluk ciptaan, dan khususnya diperuntukkan bagi manusia yang diciptakan-Nya sesuai dengan gambar Allah (1:3-2:3). Tuhan memberikan keteladanan-Nya sebagai manajer yang handal dalam mengatur semesta, untuk menyatakan keagungan karya-Nya.
Sekalipun dunia ini telah rusak karena dosa yang dilakukan manusia, namun keteraturan alam semesta tidak hilang begitu saja. Ini menyatakan kebesaran sistem manajemen yang Tuhan tanamkan dalam alam sehingga bisa tetap setia dalam menopang kehidupan semesta ini.
Demikian halnya dengan
kehidupan umat manusia, di mana Allah tetap mau memeliharanya dengan
anugerah umum-Nya, sehingga manusia dapat mengeksplorasi bakat-bakatnya
untuk menggali alam ini, sekalipun mereka telah melawan kehendak-Nya
(Kej. 4:17-24). Untuk mengimbangi keberadaan manusia di bumi ini, maka
Tuhan memilih dan menetapkan umat-Nya, baik sebagai Israel di zaman PL,
maupun Gereja di zaman PB.
Tujuan pemilihan umat Allah adalah agar di bumi ini terdapat manusia yang menjalankan kehidupannya dengan mencari perkenanan hati Tuhan. Pada zaman PL melalui hukum Taurat, umat Israel menjalani hidup dan ibadah mereka. Ketertiban hidup yang bertanggung jawab adalah tujuan utamanya, untuk memelihara keteraturan semesta ini. Diharapkan melalui mereka banyak umat manusia dari bangsa-bangsa lain mau bersama-sama terlibat dalam mengatur hidup dalam semesta ini.
Tujuan pemilihan umat Allah adalah agar di bumi ini terdapat manusia yang menjalankan kehidupannya dengan mencari perkenanan hati Tuhan. Pada zaman PL melalui hukum Taurat, umat Israel menjalani hidup dan ibadah mereka. Ketertiban hidup yang bertanggung jawab adalah tujuan utamanya, untuk memelihara keteraturan semesta ini. Diharapkan melalui mereka banyak umat manusia dari bangsa-bangsa lain mau bersama-sama terlibat dalam mengatur hidup dalam semesta ini.
Dalam zaman PB, melalui
hukum Kasih, umat Gereja terpanggil mempraktikkan kehidupan yang
diperkenan-Nya. Hidup yang memuliakan nama Tuhan adalah tujuan yang
harus dicapai, sekalipun kehidupan di dunia ini sedang terdegradasi
menuju kepada kehancurannya (bdk. Mat 24-25). Bagaimana dengan kita?
Mari kita mengatur kehidupan maupun pelayanan dengan benar!
STUDI PRIBADI: Bagaimana hubungan Tuhan dengan dunia ciptaan-Nya? Apa yang telah dilakukan-Nya?
STUDI PRIBADI: Bagaimana hubungan Tuhan dengan dunia ciptaan-Nya? Apa yang telah dilakukan-Nya?
Apa yang dapat kita pelajari dari sifat
Tuhan untuk mengelola gereja?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi setiap para pekerja Tuhan, agar mereka menjalani kehidupan yang tertib dan mengelola pelayanan dengan bijaksana dan benar, sehingga Tuhan dimuliakan melalui apa yang mereka kerjakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.