Selasa, 06 Desember 2011

Belajar di Hari Natal

Terlalu sering dalam kisah Natal, kita berfokus pada tokoh-tokoh utama: Maria, Yusuf, dan, tentu saja, Yesus. Namun dalam perikop singkat di Lukas 2:8-20, kita dapat belajar dari para gembala mengenai empat hal yang seharusnya menempati urutan teratas dalam daftar tugas Natal kali ini.

1. Percaya

Para malaikat memberitahukan kelahiran Sang Mesias dengan cara yang menakjubkan. Segera setelah para malaikat menghilang, para gembala saling menatap dan berkata: "Apa yang kita tunggu? Mari segera berangkat ke Bethlehem dan melihat apa yang telah terjadi."

Tidak ada perdebatan. Tidak ada penundaan. Mereka tidak memilih untuk tidur sejenak. Mereka tidak menuju ke perpustakaan terdekat untuk menyelidiki kebenaran berita itu. Mereka percaya saja. Itulah iman. Kitab Suci mengatakan bahwa tanpa iman, mustahil untuk menyenangkan hati Tuhan.
Malaikat berkata, "...damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:14) Siapakah yang dimaksud dengan "orang yang berkenan kepada-Nya"?
Yang dimaksud adalah orang-orang yang menanggapi anugerah Allah melalui iman. Kitab Suci berkata, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman..." (Efesus 2:8)

Iman berarti Anda berkata "ya" kepada semua yang Allah lakukan melalui Kristus. Ya, Dialah Juru Selamat dunia. Ya, Dia datang untuk mati bagi dosa-dosaku. Ya, melalui Dia aku menemukan pengampunan dan hidup baru. Iman bukanlah tindakan yang sekadar menonton saja, melainkan sebuah tindakan aktif untuk menerima semua yang telah dijanjikan Allah di dalam Kristus.

2. Menaati

Para gembala melakukan persis seperti apa yang diperintahkan kepada mereka. Terkadang kita menganggap Natal sebagai hari raya yang nyaman. Kita berpikir tentang bayi Yesus yang manis dan mungil tertidur di tumpukan jerami. Setiap orang menyukai hal itu karena menggambarkan rasa aman dan tanpa ancaman. Namun peristiwa Natal tidaklah demikian! Bayi itu adalah Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan. Dia datang untuk menghadirkan sebuah kerajaan yang menjadi musuh atas kerajaan diri manusia. Kedatangan-Nya itu menebar ancaman. Dia memerintahkan orang-orang yang ingin mengikuti-Nya untuk memikul salib mereka setiap hari -- untuk mengesampingkan hak kita sendiri dalam mengatur diri kita, untuk berserah kepada pemerintahan-Nya.

Dunia senang merayakan kelahiran Kristus, tetapi mereka benci menaati-Nya sebagai Tuhan atas hidup mereka. Setiap orang ingin membiarkan Kristus tetap berada di palungan. Namun palungan itu tiada bermakna tanpa kayu salib. Sebagaimana yang dinyatakan seorang penulis bertahun-tahun lalu: "Bayi mungil ini, yang baru berumur beberapa hari, datang untuk menghancurkan selubung setan; neraka berguncang saat Dia lahir, meskipun Dia sendiri menggigil kedinginan." Natal adalah saat untuk taat.

3. Bersaksi

Ketika para gembala tiba di Bethlehem dan melihat Sang Anak terbaring di palungan, "...mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu." (Lukas 2:17) Mereka bukan pengkhotbah ataupun penginjil, namun itu bukan masalah. Mereka telah mendengar dan menyaksikan sesuatu yang berarti keselamatan bagi seluruh dunia.

Pohon Natal dan tukar kado memang diperbolehkan. Namun, jika kita melakukan semua hal itu tanpa membicarakan tentang Yesus -- jika kita gagal menyuarakan makna sejati dari semuanya itu; jika kita lalai bersaksi kepada seseorang bahwa Anak ini lahir sebagai Juru Selamat dan Tuhan -- bahwa Dia diutus Allah untuk mati di kayu salib untuk menebus kita dari dosa, maut, dan iblis melalui darah yang mahal; jika kita lalai untuk menyebarluaskan berita ini, maka kita gagal mengalami Natal yang sebenarnya.

Malaikat berkata bahwa inilah Kabar Baik tentang kesukaan besar bagi seluruh umat manusia. Bagikanlah kesukaan itu.

4. Mengalami

Para gembala terkagum-kagum akan pemberitaan malaikat. Mereka mengalami ketakjuban ilahi.

Bagaimana Anda dapat mengalami ketakjuban ilahi? Mungkin itu berarti Anda harus berhenti di tengah-tengah acara belanja Anda, duduk diam, dan membaca kisah Natal. Mungkin itu berarti Anda mengumpulkan putra-putri Anda di sekeliling dekorasi adegan kelahiran Yesus setiap malam, dan mengupas satu tokoh yang berbeda-beda setiap harinya, lalu membahas peran yang dimainkan tokoh itu dalam kisah Natal. Mungkin itu berarti Anda harus bangun lebih awal di suatu pagi, dan mencari suatu tempat agar Anda dapat menyaksikan matahari terbit sembari Anda merenungkan Lukas 1:79.  untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera."

Karya ketakjuban ilahi adalah dengan menghargai dan merenungkan fakta bahwa Allah mendatangi bumi dalam sebuah misi penyelamatan yang berbahaya. Di tengah-tengah aktivitas Anda, berhentilah dan hargailah semua hal ini. Renungkanlah dalam hati Anda. Rasakanlah suatu ketakjuban ilahi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.